Minggu, 24 Januari 2016

Bangkit dari keterpurukan – Harapan dan Kenyataan 14

Bangkit dari keterpurukan, ini tema terapi hari ini dengan klien. Kita tentunya sering mengalami peristiwa yang menurut kita dalah sebuah hal yang membuat kita terpuruk. Gagal, Sial, atau apalagi istilahnya. Peristiwa peristiwa tersebut menurut kita adalah peristiwa atau kejadian yang diluar perencanaan kita. Benarkah begitu?

Klien saya di hari ini, yang menyempatkan datang ke klinik saya, langsung dari Cirebon. Terimakasih untuk kedatangannya. Bangkit dari keterpurukanadalah apa yang yang dia inginkan saat ini. Klien saya ini sudah berumur sekitar 52.



Di awal cerita, temanya adalah bangkit dari keterpurukan hidupnya, berusaha menjadi pendengar yang baik, saya mendengarkan keluh kesahnya. Pada saat awalanya klien saya ini, kita sebut sebagai MR.R adalah seorang pengusaha eksportir furniture ke eropa, memang secara turun temurun usahanya adalah eksportir, saat dewasa MR.R memiliki usaha dan pabriknya sendiri, lepas dari usaha orang tuanya. Usaha Eksportnya ini berjalan dengan baik, sampai menghasilkan banyak aset yang berupa property. Tidak itu saja, dengan profitnya Mr.R ini bisa menyekolahkan anak anaknya di luar negeri dan universitas ternama di Jakarta.

Tapi sayang, pada akhirnya usaha eksportnya tutup, karena ada banyak kerugian dan menurutnya situasi pasar yang tidak bagus. Tutup pada tahun 2012, dan sekarang mengandalkan hidupnya dengan menyewakan aset pabriknya. Menurut beliau, saat ini beliau sedang terpuruk. Karena tidak ada yang bisa dikerjakan,  memulai usaha saja bingung, ingin usaha apa dan masih takut, trauma akibat kegagalannya. Dan memilih untuk bertahan.

Nah, ya begini ini jika pikiran dan asumsi negatif yang muncul diikuti, dipercayai dan akhirnya menjadi realita kehidupan. ini juga akibat kekuatan pikiran, kekuatan pikirannya mengakibatkan realitas kehidupannya mengikuti juga. Energi dari pikiran akan terbawa ke alam semesta, alam semesta akan merespond dengan kejadian yang sama persis dengan yang kita pikirkan.

Tanpa sadar, kita berdoa. Proses berdoa yang kita sadari, dalam ibadah kita sehari hari biasnaya hanyalah 5% atau bahkan kurang dari total waktu yang ada dalam 1 hari ( 24jam ). Proses doa tanpa sadar ini yang terjadi dalam pikiran kita, dalam jiwa kita. Otak kita mendapatkan input informasi dari panca indera, kemudian memprosesnya, dan muncullah kesimpulan, kesimpulan ini sering kita sebut sebagai asumsi. Syukurlah kalau asumsinya adalah asumsi yang positif. Jika negatif? Tanpa kita sadari juga dalam proses ini kita memancarkan energi ke alam semesta, dan sebenarnya ini juga sangat terkait dengan 12 hukum energi di alam semesta. energi yang dipancarkan membawa program yang ada di pikiran kita. Bagaimana kalau yang dibawa asumsi positif, maka bersyukurlah kita, hidup kita akan menjadi sukses, positif, sama seperti asumsi kita. Jika sebaliknya? Bisa jadi keterpurukan.

Bisa jadi keterpurukan akibat salah menggunakan potensi kekuatan pikiran inilah yang terjadi. Terpuruk dalam asumsi kita sendiri, belum saja terjadi, kita sudah berasumsi negatif, maka persentase apa yang kita asumsikan akan menjadi besar. Dalam setiap kepercayaan atau agama kita diminta berpikir positif, husnudzon. Inilah yang akan menjadi sebuah penjaga agar kita terhindar dari keterpurukan. Inilah rahasia dari kekuatan pikiran. Inilah juga yang membuat kita bisa bangkit dari keterpurukan.


Metode pengaktifan energi positif dalam diri yang ada dalam program progran saya akan membantu anda untuk bisa mengoptimalkan kekuatan pikiran positif, Anda sebelumnya harus bersih dari energi negatif, kemudian kesadaran akan muncul. Munculnya kesadaran inilah yang akan membuat kita bisa menjadi lebih mudah untuk berpikir positif. Energi dari dalam diri kita positif, maka akan menjadi lebih mudah bagi kita untuk memunculkan kesadaran positif yang pada akhirnya membuat kita bisa memilah mana pikiran positif yang bisa menjadi Aumsi Positif. Kekuatan pikiran positif akan bisa digunakan untuk membuat kita bangkit dari keterpurukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar